MNI | Blora – Duka masih menyelimuti warga Dusun Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, usai tragedi kebakaran sumur minyak beberapa waktu lalu. Tiga warga meninggal dunia, dua orang terluka, satu rumah hangus terbakar, empat rumah lainnya rusak, dan ratusan keluarga terpaksa mengungsi.
Di tengah suasana pilu itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah hadir memberikan bantuan senilai Rp180 juta. Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen kepada warga terdampak, Jumat (21/8).
Bantuan terdiri atas santunan Rp40 juta dari Baznas Jateng untuk keluarga korban meninggal dan terluka, logistik serta peralatan senilai Rp53,4 juta dari Dinas Sosial, dua ton beras setara Rp25 juta dari Dinas Ketahanan Pangan, bantuan logistik Rp37,4 juta dari BPBD, dan obat-obatan senilai Rp25,6 juta dari Dinas Kesehatan Jateng.
“Penanganan korban menjadi prioritas utama. Santunan tambahan sedang kami bahas, apakah melalui BPJS atau lembaga lain, agar ada kepastian bagi warga,” ujar Taj Yasin.
Ia menegaskan, pemerintah tidak hanya hadir saat musibah terjadi, tetapi juga dalam masa pemulihan. Pendataan rumah rusak masih berlangsung, dan koordinasi lintas lembaga dilakukan agar seluruh korban mendapatkan haknya.
“Tidak ada warga yang akan dibiarkan sendirian menghadapi musibah ini. Pemerintah hadir, baik untuk korban maupun pemulihan pascakejadian,” imbuhnya.
Selain bantuan sosial, Taj Yasin juga menyoroti aspek struktural terkait keberadaan sumur minyak tradisional. Pemprov Jateng, bersama Pertamina dan para ahli, akan menertibkan sumur-sumur tak berizin sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2025.
“Satgas khusus sudah dibentuk untuk mengatur pengelolaan pengeboran, terutama sumur tua, agar kejadian serupa tidak terulang,” jelasnya.
Bagi warga Gendono, bantuan ini menjadi penguat di tengah luka mendalam. Kehadiran pemerintah dan solidaritas warga memberi harapan bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi musibah.