MNI | Semarang – Sebanyak 64 finalis, mewakili 32 kabupaten/kota di Jawa Tengah, tengah memasuki tahap karantina dalam ajang Pemilihan Mas dan Mbak Duta Wisata Jawa Tengah 2025. Selama beberapa hari, mereka bukan hanya ditempa pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga diuji kematangan mental untuk menyandang predikat duta pariwisata daerah.
Acara ini resmi dibuka di Ballroom Quest Hotel Semarang, Jumat (29/8/2025), oleh Sekretaris Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jateng, Syurya Deta Syafrie, yang hadir mewakili Kepala Disporapar. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa ajang ini tidak berhenti pada gelar dan selempang, melainkan menjadi momentum generasi muda Jawa Tengah untuk tampil sebagai wajah budaya dan wisata daerah.
“Duta wisata harus mampu menjadi komunikator yang piawai. Mereka dituntut bukan hanya pandai berbicara, tetapi juga memiliki gagasan segar tentang pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujar Syurya.
Karantina para finalis dirancang padat. Selain tes tertulis dan pembekalan materi tentang pariwisata dan ekonomi kreatif, mereka juga harus menyiapkan presentasi Best Tourism Project sebagai bentuk gagasan konkret untuk kemajuan destinasi wisata di daerahnya masing-masing. Di samping itu, finalis juga mempersembahkan presentasi Wastra Daerah, yang menegaskan identitas budaya sekaligus kebanggaan pada warisan lokal.
Puncak dari seluruh proses itu akan berlangsung pada Grand Final, Sabtu malam (30/8/2025), di Radjawali Semarang Cultural Center. Di atas panggung itulah, para finalis akan unjuk kebolehan, beradu pesona, kecerdasan, serta visi untuk merebut gelar Mas dan Mbak Duta Wisata Jateng 2025.
Lebih dari sekadar kompetisi, perhelatan ini menjadi ruang bertemunya gagasan muda dengan panggilan budaya. Para finalis sadar, selempang yang mereka perebutkan adalah simbol tanggung jawab: menjaga, mengangkat, sekaligus mempromosikan kekayaan pariwisata Jawa Tengah di kancah nasional maupun internasional.