MNI|Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus mengakselerasi pendirian dapur umum Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai motor penggerak Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dari target 3.228 dapur umum, hingga 24 Agustus 2025 sudah ada 877 unit yang resmi beroperasi.
“Per 24 Agustus 2025 ini, yang sudah beroperasional di Jawa Tengah itu 877 SPPG dari target 3.228,” kata Sekretaris Daerah Jateng, Sumarno, dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pembangunan SPPG se-Jateng, di Grhadika Bhakti Praja, Kota Semarang.
SPPG yang telah beroperasi terdiri dari 22 unit dikelola TNI, 2 unit Polri, 5 unit Pondok Pesantren, dan 848 unit lainnya bersama mitra masyarakat.
Menjangkau Anak Negeri
Program MBG di Jawa Tengah menyasar 9,6 juta penerima manfaat. Hingga kini, akselerasi sudah menjangkau 2,7 juta jiwa atau 28,14 persen. Dari jumlah itu, 2,48 juta di antaranya merupakan siswa sekolah. Sisanya tersebar pada kelompok rentan: ibu hamil 32.466 orang, ibu menyusui 35.965 orang, serta balita 52.217 anak.
“Angka ini masih awal. Tetapi bagi seorang anak yang sarapan pagi di sekolah atau seorang ibu hamil yang kini tak lagi cemas soal gizi, program ini adalah nyata,” tutur Sumarno.
Menghidupkan Aset, Menggerakkan Ekonomi
Pemprov Jateng kini berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk memanfaatkan lahan aset daerah sebagai titik baru pembangunan SPPG. Dari 134 titik yang diusulkan, Badan Gizi Nasional telah melakukan survei dua kali di 12 kabupaten. Hasilnya, 24 titik dinilai layak, sementara 10 titik lainnya belum memenuhi syarat.
“SPPG akan kami prioritaskan di daerah-daerah dengan akses sulit, agar masyarakat yang paling membutuhkan bisa merasakan lebih dahulu,” ujar Sumarno.
Selain memperbaiki kualitas gizi masyarakat, pendirian dapur umum juga diharapkan menggerakkan roda ekonomi lokal. Pasokan bahan baku makanan akan memberdayakan petani, nelayan, hingga pelaku UMKM. Di sisi lain, dapur umum juga membuka peluang tenaga kerja baru.
“SPPG ini bukan hanya soal makanan sehat. Ia bisa menjadi simpul ekonomi rakyat. Ada petani yang hasil panennya terserap, ada ibu-ibu yang bekerja di dapur, dan ada anak-anak yang tumbuh lebih sehat,” imbuhnya.
Menanam Harapan
Dengan dukungan lintas sektoral—pemerintah pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota—Pemprov Jateng berharap percepatan pendirian SPPG dapat berjalan sesuai rencana. Lebih dari sekadar dapur umum, SPPG adalah investasi jangka panjang untuk masa depan generasi Jawa Tengah.
“Dampaknya harus luas, tidak hanya soal gizi, tetapi juga pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya,” kata Sumarno menutup pernyataannya.